Cheng#Taufiq_Ads

Menu

about

Rabu, 21 Januari 2015

Cara Akses Serial Telemetri RCTimer 915MHz

Assalamualaikum,
selamat pagi, pagi2 di hari libur gini saya akan mencoba untuk membahas sekaligus memberikan tutorial tentang komunikasi serial dengan menggunakan radio frekuensi (telemetri). telemetri yang saya gunakan mengambil produk dari vendor RCTimer radio telemetri.
penampakannya sebagai berikut.

Radio Telemetri Kits 915 MHz

perangkat tersebut terdiri dari sepasang radio telemetri dengan komunikasi serial berupa (TX, RX) dengan salah satu modul untuk digunakan pada perangkat komputer (Ground Module) dan modul lainnya untuk digunakan pada perangkat processor lainnya (Air module). di sebut Air module karena perangkat ini biasa diperuntukan untuk komunikasi aeromodeling, quadcopter, dll.

Kit tersebut juga dilengkapi dengan sepasang antena untuk memperbesar jangkauan komunikasi antar modul, perangkat yang saya gunakan kali ini bekerja pada frekuensi 915 MHz.

selanjutnya kita akan mencoba untuk berkomunikasi antara mikro kontroller dengan komputer dengan membaca data yang dikirimkan mikrokontroller ke terminal komputer.
langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Berdoa kepada allah SWT
2. Siapkan alat dan bahan (*bahan=materi/data sheet. kalo udah tau sebenernya cuma butuh alat)
- Sepasang Telemetri 915 MHz (ground & Air Module)
- Mikrokontroller
- Downloader mikrokontroller
- Seperangkat laptop/komputer
- program CVAVR
3. Persiapan perangkat transmitter
- buat program pengiriman data menggunakan CVAVR.
  mikrokontroller yang digunakan yakni ATmega32 keluaran ATMEL. dengan clock (cristall) 16MHz .

- Penggunaan cristall adalah merupakan salah satu hal penting dalam berhasilnya komunikasi serial ini, karena perbedaan program dan kristall akan menyebabkan baudrate (kecepatan komunikasi data) menjadi berbeda. sehingga dalam pembacaan nya akan terjadi kesalahan. biasanya data yang keluar berupa huruf-huruf atau anggka aneh yang tidak jelas asalnya.
untuk itu singkronkan juga baud rate yang digunakan, dalam tutorial kali ini menggunakan baudrate 57600

- Selanjutnya didapat konfigurasi UBRRL, UCSRB, dll seperti gambar dibawah nih:



- Kemudian buat program { printf("tes\r\n"); } *tanpa tanda kurung kurawa. program tersebut akan mengirimkan tulisan "tes" dengan "\r\n" untuk mengenter dan memulai line baru, sehingga tulisan akan terlihat turun dan tidak berendeng, sehingga mudah untuk dibaca.



4. Download program tersebut ke mikrokontroller dengan menggunakan downloader.



5. Rangkai hardware telemetri AIR Module dengan mikrokontroller, dengan konfigurasi kabel Merah:VCC(+5V); Kuning:Tx; Hijau:Rx; Hitam:Ground(-). serta jangan lupa antena modulnya.


6. Konfigurasikan terminal pada ground modul dan konputer.
- untuk modul yang belum terdeteksi oleh komputer dimungkinkan belum terdapat driver telemetrinya, driver dapat dicari di internet "CDM v2.08.30 WHQL Certified". install drivernya.
kemudian cek di device manager, apakah sudah terbaca atau belum.


- kemudian lakukan pengaturan pada terminal di komputer juga, kali ini saya menggunakan fasilitas terminal yang ada pada CVAVR, dan melakukan pengaturan untuk menyesuaikan baudrate, PORT COM, dll.


Tampilan Terminal CVAVR



7. terakhir tinggal dicoba dengan menyalakan mikrokontroller dan terminal nya untuk membaca data serial, dan hasilnya seperti gambar berikut.




8. jika ingin mengetahui suatu nilai yang ada pada mikrokontroller bertipe integer (int) juga tinggal merubah program diatas menjadi {printf("nilai=%3d", nilai);} *tanpa tanda kurung.
program diatas akan membaca nilai sebuah variabel "nilai" dengan 3 digit angka. jangan lupa variabel di inisialisasi terlebih dahulu, "int nilai;"

9. rapikan alat dan bahan ketika sudah selesai, dan jangan lupa kritik dan saran yang membangun.

10. kalau mengalami kesulitan silahkan coret2 di kolom komentar.

see you next posts

Minggu, 18 Januari 2015

Sensor Untuk Mendeteksi Api Pada Jarak Tertentu

Kali ini saya akan membahas tentang sensor-sesnsor yang dapat mendeteksi api, kebanyakan dari sensor ini pendeteksiannya berdasarkan intensitas cahaya yang dipancarkan api, sementara api juga memancarkan sinar ultraviolet. Metode ini lebih banyak digunakan dibanding menggunakan metode pendeteksian panas atau suhu. Karena dalam pendeteksian menggunakan suhu sangat sulit ketika digunakan pada ruang terbuka atau pun ruang yang luas dengan jarak api dan sensor yang cukup jauh. Hal ini mengakibatkan sensitivitas sensor yang kurang baik dibandingkan dengan metode pendeteksian sinar ultraviolet atau cahaya yang dipancarkan oleh api.

Beberapa contoh sensor api yang bisa digunakan yaitu:

1.       TPA-81 thermopile array

TPA81 dikeluarkan oleh devantech, TPA-81 ini, dapat mendeteksi sinar infra merah dengan panjang gelombang 2um-22um (1mikro meter = sepersejuta meter). Panjang gelombang ini dihasilkan oleh benda-benda  yang panas. Oleh karena yang  dideteksi  adalah  radiasi  panasnya  saja,  maka  TPA81  dapat  mengukur  suhu  tanpa  harus menyentuh sumber panas. Sebagai gambaran, TPA81 dapat mendeteksi suhu api lilin dalam jarak 2 meter tanpa terpengaruh cahaya ruangan.

Sensor TPA-81

     prinsip kerja sensor ini, memiliki 8 pixel dan setiap pixelnya tersusun secara paralel dan dapat mendeteksi intensitas radiasi api,  masing-masing  memiliki  sudut  pandang  (Field  of  View)  5.12
derajad terhadap sumbu horizontal dan 6 derajad terhadap sumbu vertikal. Jadi total sudut pandangnya adalah 41derajad dengan 6 derajad.

cara akses sensor ini, yaitu dengan menggunakan komunikasi I2C dengan menggunakan beberapa perintah-perintah pengambilan data yang telah dicantumkan di datasheet yaitu dengan menggunkan kode-kode hexadeimal.

2. Uv-Tron

Sensor Uv-Tron ini dikeluarkan oleh Hamamatsu, UV-Tron adalah sebuah sensor yang mendeteksi adanya nyala api yang memancarkan sinar ultraviolet. Pancaran cahaya ultraviolet dari sebuah nyala lilin berjarak 5 meter dapat  dideteksi oleh sensor ini. jangkauan sensor ini cukup luas dibanding TPA-81, namun pendeteksiannya tidak bersegmen seperti TPA-81.

Sensor Uv-Tron

cara kerja sensor ini yaitu dengan memancarkan sinar ultraviolet melalui tabungnya dengan tegangan tinggi dan dapat mendeteksi keberadaan api melalui pulsa-pulsa yang diterima dengan membandingkan cahaya api, semakin banyak pulsa yang masuk maka api dideteksi semakin besar atau dekat.

cara akses sensor ini yaitu dengan menghitung jumlah pulsa atau lebar pulsa yang masuk, dengan mengunakan sampling setiap beberapa mili detik dibaca berapa pulsa yang diterima dengan menggunakan array++; dan setiap timer selesai sekian mili detik maka array=0; maka didapat nilai array sesuai dengan intensitas api yang dibaca. atau dapat juga dibaca lebar pulsa (per satu pulsa) berapa ultra detik.

demikian sedikit ulasan tentang sensor api,
terima kasih 




Kamis, 28 Februari 2013

KRPAI 2013

KRPAI (Kontes Robot Pemadam Api Indonesia) merupakan ajang adu keterampilan dalam mendesain, merakit, dan memprogram robot yang di selenggarakan oleh pemerintah indonesia. Sebelumnya kontes ini dikenal dengan KRCI (Kontes Robot Cerdas Indonesia). Robot yang dilombakan ini, memiliki misi untuk memadamkan api di track berupa labirin.
berbagai aspek diperhitungkan guna memenangkan persaingan dengan peserta lainnya yang dikirimkan dari berbagai universitas di Indonesia.
Aspek yang diperhatikan antara lain;
1. Mekanika (Bahan, Material, Motor, Desain, Ukuran, Ketebalan, dll)
2. Elektronika (Rangkaian, Komponen, Sensor, Battery/Supply, dll)
3. Programing (Algoritma, Bahasa Pemrograman, dll)

Aspek diatas ditujukan agar perencanaan pembuatan robot dapat berjalan dengan lancar, karena untuk membuat robot jenis ini, perlu sistem yang saling terkait. Karena di dalam lomba dipertarungkan antara robot satu dan lainnya dan dibutuhkan robot yang paling cepat, cerdas, dan stabil di berbagai medan.


Universitas Diponegoro Semarang Melepaskan dua tim robot dengan kategori beroda dan berkaki.
penulis sendiri kebetulan merupakan bagian dari tim robot beroda. so let's enjoy it.

RPAI Beroda 2013 Universitas Diponegoro


RPAI Berkaki 2013 Universitas Diponegoro